TERIMAKASIH ANDA TELAH MENGUNJUNGI KAMI
RAPI KECAMATAN KOJA JAKARTA UTARA

Rabu, 06 Oktober 2010

Inilah Pesan DPR untuk Timur

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN

Kapolda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo, mengikuti upacara serah terima jabatan (sertijab) di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/10/2010). Dalam Sertijab ini terjadi kenaikan pangkat pada Irjen Timur Pradopo menjadi bintang tiga.
Calon tunggal Kepala Kepolisian Negara Repulik Indonesia (Kapolri), Komisaris Jenderal Timur Pradopo, Rabu (6/10/2010), datang ke Gedung DPR, Jakarta, bertemu dengan pimpinan DPR. Dalam pertemuan tertutup selama lebih kurang dari satu jam itu, pimpinan DPR memberikan sejumlah pesan kepada calon Kapolri baru tersebut.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan, salah satu yang dibicarakan adalah mengenai independensi Polri. Jika terpilih sebagai Kapolri, Timur harus mampu menjaga agar institusi itu tak masuk ke ranah politik.
"Kami (pimpinan DPR) berpesan, kalau Pak Timur pegang komando tertinggi Polri, agar Polri tidak tergoda politik. Begitu tergoda ke sana, maka akan kiamat," kata Priyo seusai pertemuan.
Ia menambahkan, Polri harus mampu mengayomi seluruh lapisan masyarakat dan harus menjaga diri agar tak dimanfaatkan untuk kepentingan politik kelompok tertentu. Terpilihnya Timur sebagai calon Kapolri yang diajukan Presiden Yudhoyono, dinilai Priyo, melalui sebuah kondisi yang sangat dramatis.
Hal ini berbeda dengan proses suksesi Kapolri sebelumnya. Sejumlah politisi bahkan menengarai, munculnya nama Timur sebagai "kuda hitam" menjelang diajukannya surat Presiden memperkuat dugaan adanya tarik-menarik kepentingan politik di balik "dikatrolnya" Timur.
Dalam hitungan jam, Timur yang menjabat Kepolisian Daerah Metro Jaya naik pangkat menjadi Jenderal Bintang Tiga dan diusulkan sebagai calon Kapolri. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Trimedya Panjaitan, bahkan secara lugas mengatakan, patut diduga, Timur "dipasang" untuk kepentingan politik Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014.
"Beliau lahir 1956, akan pensiun Oktober 2014 atau setelah pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2014. Patut diduga, munculnya nama dia karena mungkin SBY mau orang di Polri yang long time dan firm untuk Pemilu 2014. Patut diduga seperti itu," kata Trimedya, kemarin.
Rabu, 6 Oktober 2010 | 12:58 WIB JAKARTA, KOMPAS.com