TERIMAKASIH ANDA TELAH MENGUNJUNGI KAMI
RAPI KECAMATAN KOJA JAKARTA UTARA

Kamis, 30 September 2010

KEC. PADEMANGAN : Penduduk Pendatang di Kampung Muka Mencapai Ribuan


Ancol- Wow..dalam satu RT di kampung muka blok D RT 09/ RW 04 Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan dihuni oleh ribuan jiwa penduduk pribumi dan pendatang. Bisa dibanyangkan seperti apa sesaknya kehidupan dilingkungan tersebut.
Menurut Ketua RW 04 Ancol, Supriyono umumnya warga kampung muka pendatang dan kebanyakan mereka bekerja di Kota, Pasar Pagi dan Mangga Dua. "Pendatang, berasal dari seluruh Indonesia ada disini namun lebih dominan dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Memang sudah sangat sesak penduduk disini terutama di RT 09 yang luasnya sekitar 2 hektar dihuni 5.000 sampai 7.000 jiwa. Dari jumlah tersebut paling hanya 700 orang yang mempunyai KK dan KTP DKI Jakarta," ujar Supriyono kepada jakartautara.com saat mendampingi petugas OYK Sudin Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Utara.

"Banyak dari para pendatang yang tidak melapor diri pada pengurus RT dan RW, sulit mas kepatuhan penduduk disini. Oleh karena itu kami mengambil satu langkah untuk tidak memberikan surat pengantar RT maupun RW bagi mereka yang akan membuat KTP DKI Jakarta, khususnya kepada RT 09. Tujuannya agar tidak menambah beban penduduk disini," katanya.

Namun, tambah dia, pihaknya menyarangkan agar pendatang (di RT 09) yang akan membuat KTP DKI dibuatkan di RT yang lain. "Kebijakan seperti ini bukan semata kemauan kami tetapi sudah mendapat persetujuan dari Kelurahan," tambahnya.

Sementara itu, Tokoh masyarakat RW 04, Sukirno, membenarkan keberadaan penduduk di kampung muka yang satu RT dihuni oleh ribuan jiwa manusia. "Mungkin bila di data secara ril bisa lebih dari 10.000 jiwa padahal yang mempunya identitas penduduk DKI paling 700 KK. Angka tersebut bila di pecah bisa menjadi 1 RW, padahal idealnya dalam satu RT hanya dihuni 50 sd 60 KK saja," katanya juga sebagai wakil Ketua Dekel Ancol. (min)
Jakarta-Utara.Com 2010/9/30 20:26:48

Rabu, 29 September 2010

Korban Tewas Akibat Bentrokan di Ampera Jadi Tiga Orang

 Rabu, 29 September 2010 15:24 WIB

Korban tewas akibat bentrokan di Jalan Ampera Raya bertambah menjadi tiga orang. Ketiganya tewas karena mengalami luka bacokan yang cukup parah. Bentrokan mulai pecah di sekitar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut sektar pukul 13.00 WIB, Rabu (29/9).

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Boy Rafli Amar pun membenarkan mengenai jumlah korban tewas. Ia juga menyebutkan, bahwa ada sejumlah korban yang mengalami cedera parah. Namun, ia enggan menyebutkan di mana para korban tersebut mendapat perawatan sekarang.

Ia mengatakan, bahwa personilnya kini fokus pada upaya menormalkan situasi di Ampera. Aparat pun disiagakan untuk berjaga di wilayah itu, mencegah terjadinya bentrok susulan.

Polisi mengungkapkan, pelaku bentrokan membawa senjata jenis FN dan laras panjang. Polisi juga menemukan 10 butir peluru yang tercecera di Jalan Ampera. Polisi sendiri sempat menembakkan gas air mata.

Kelompok bertikai masing-masing merupakan massa pendukung terdakwa dan korban bentrokan Blowfish pada Mei lalu, yang kasusnya kini sedang disidangkan Pengadilan Negri Jakarta Selatan.

Jakarta, (tvOne)

Sabtu, 25 September 2010

Empat Kecamatan di Jakut Terancam Bakal Tenggelam


Tanjung Priok-Empat kecamatan di Jakarta Utara bakal tenggelam pada tahun 2050 akibat pemanasan global (global warming).Pasalnya akan terjadi, penurunan permukaan tanah dan wilayahnya lebih rendah dari permukaan laut. Keempat kecamatan itu yakni Kecamatan Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, dan Cilincing.“Keempat kecamatan itu sekarang sering terendam. Apalagi jika badai La Nina datang dimana air permukaan laut naik,” kata dosen Geofisika ITB Prof. Dr. Safwan Hadi di kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Jl Medan Merdeka Barat, Jumat (24/9).
Menurut Safwan, pemerintah pusat maupun daerah saat ini juga harus bertindak jika keempat kecamatan itu tidak ingin tenggelam. Misalnya, dengan membendung air laut atau membuat dam-dam di pesisir pantai DKI Jakarta. “Cara lainnya dengan reklamasi pantai,” ucap pakar kelautan yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI).DKI Jakarta juga, lanjut Safwan, harus mencontoh Belanda yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut, namun tidak pernah kebanjiran karena ahli dalam membuat bendungan laut. Apalagi 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut.
Safwan mengaku heran masih ada pengembang yang menawarkan apartemen di Ancol dan sekitarnya. “Jika ada pengembang menawarkan apartemen di sekitar Ancol berarti pembelinya tidak punya masa depan. Karena air laut yang masuk ke daratan (intrusi) kian hari kian membahayakan,” kata Safwan didampingi Sesmenko Kesra Indroyono Soesilo. Ia menjelaskan ada tiga skenario yang bisa menyebabkan empat kecamatan tersebut tenggelam. Yakni kenaikan permukaan air laut, kenaikan air laut disertai pasang maksimal, terjadinya storm surge atau badai, dan gelombang pasang maksimum disertai kenaikan air laut.
“Seperti pada tahun 2007 waktu itu, karena ada badai menyebabkan air laut masuk ke daratan Jakarta Utara yang menyebabkan Jalan tol Prof Sedyatmo menuju Bandara Soetta terendam,” sambung Safwan.Kondisi demikian ini diperparah dengan penurunan muka tanah sebesar 12 Cm per tahun. Maka kemungkinan tenggelamnya Jakarta Utara ini harus segera diantisipasi agar empat kecamatan tidak tenggelam. Mengenai usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memindahkan Ibukota negara dan pemerintahan ke wilayah lain, menurut Sofwan pantas dikaji. Karena selain terlalu kompleks permasalahannya, dari segi lingkungan dan kondisi sudah tidak nyaman. (Bian/pks)
Jakarta-Utara.Com 2010/9/25 7:12:00

Kamis, 23 September 2010

Dishub Buat Sensor Mobil Pelintas ERP



Sebagai tindak lanjut penerapan sistem electronic road pricing (ERP), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta telah menyiapkan pembuatan alat sensor yang akan dipasang di masing-masing mobil yang akan melewati kawasan ERP. Sehingga saat melewati gerbang-gerbang jalan, alat tersebut akan secara otomatis memotong deposit uang di kartu ERP yang dimiliki oleh pemilik kendaraan tersebut.

“Kartu ERP juga dapat diisi ulang pemilik kendaraan jika deposit uangnya sudah habis,” ujar Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kamis (23/9).

Mengenai cara pengisiannya, Udar mengaku pihaknya masih dalam tahap pematangan rencana sambil menunggu waktu pemberlakuan ERP saat peraturan pemerintah tentang ERP dikeluarkan pemerintah pusat. Pastinya, ada beberapa alternatif rencana yang sedang dibahas, yaitu apakah akan mengikuti Singapura yang diberlakukan seharian. Namun ada perbedaan jumlah yang dibayar saat jam-jam padat. “Ataukah diberlakukannya pada saat jam padat saja. Ini masih menunggu persetujuan dari gubernur," urainya.

Penerapan ERP telah siap dilakukan Pemprov DKI Jakarta di sejumlah ruas jalan di ibu kota. Sebab, kajian mengenai penerapan ERP telah selesai dilakukan, menyusul teknis pelaksanaannya pun telah rampung disusun. Sayangnya, kesiapan Pemprov DKI Jakarta sepertinya tidak dibarengi dengan kesiapan pemerintah pusat untuk mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) tentang pelaksanaan ERP di ibu kota. Tidak hanya itu, dijelaskan Udar, pihaknya juga masih menunggu proses legalitas dari Kementerian Keuangan terkait beban pajak yang nantinya akan dikenakan pada kendaraan yang melintasi ruas jalan yang diterapkan ERP. “Dengan begitu, pelaksanaan ERP di Jakarta menjadi legal, baik dari segi aturan hukum maupun aturan pajaknya,” katanya.

Pemprov DKI sendiri sudah mempersiapkan lokasi penerapan ERP di jalan-jalan yang berada di kawasan three in one (3 in 1). Hal itu dilakukan untuk menghilangkan joki-joki yang selalu memenuhi pinggiran jalan saat 3 in 1 tersebut diberlakukan pada pagi dan sore hari. Pembatasan kendaraan melalui sistem 3 in 1 yang sudah diberlakukan saat ini di antaranya sepanjang Jl Sisingamangaraja, Jl Jenderal Sudirman, Jl MH Thamrin, Jl Merdeka Barat, Jl Majapahit, Jl Gajah Mada, Jl Hayam Wuruk, Jl Pintu Besar Selatan, dan Jl Pintu Besar Utara di Jakarta Pusat. Dinas Perhubungan sendiri telah menyiapkan desain penerapan ERP yang akan diterapkan di jalan yang merupakan kawasan 3 in 1. “Pada umumnya, jalan-jalan yang terkena kebijakan 3 in 1 merupakan jalan protokol daerah DKI,” jelas Udar.

Saat payung hukum dari Kementerian Perhubungan, menyusul persetujuan dari Gubernur DKI Jakarta sudah ada, maka ERP bisa langsung diberlakukan di jalan-jalan protokol Jakarta. “Kebijakan ini juga diperuntukkan untuk menghilangkan joki-joki yang selama ini telah membuat pemandangan di jalan-jalan protokol tidak nyaman. Tidak hanya itu, joki tersebut membuat kebijakan 3 in 1 terdapat diskresi,” tandasnya.
Reporter: lenny BERITAJAKARTA.COM — 23-09-2010 15:40

Senin, 20 September 2010

DKI Siap Antisipasi Banjir Besar


DKI Siap Antisipasi Banjir Besar

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi banjir besar di wilayah DKI Jakarta pada akhir tahun nanti. Menurut hasil penelitian BMKG, banjir besar itu diakibatkan perubahan musim dari kemarau ke musim hujan sepanjang tahun ini yang berlangsung di ibu kota. Meski begitu, warga Jakarta diminta tetap tenang dan tidak khawatir yang berlebih, lantaran Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai upaya untuk meminimalisir banjir besar yang diprediksi akan terjadi di ibu kota pada akhir tahun nanti. Warga Jakarta juga diimbau untuk melakukan tindakan antisipasi yakni, dengan lebih memperhatikan kebersihan dan keindahan di lingkungannya masing-masing.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menegaskan, pihaknya optimis mampu mengantisipasi prediksi yang dikeluarkan BMKG tersebut. “Saya dilahirkan bukan sebagai orang yang pesimis. Kami ditunjuk oleh rakyat Jakarta. Karena itu, kami berkewajiban untuk bisa mencegah peristiwa itu,” ujar Fauzi Bowo, di Balaikota, Senin (20/9).

Rasa optimismenya pun semakin tinggi, karena dirinya merupakan putra asli Betawi yang tentunya tidak akan tinggal diam membiarkan kota kelahirannya tenggelam oleh banjir yang terjadi. Untuk itu, dirinya mengaku akan mengerahkan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya untuk bersama-sama dengan warga Jakarta mengatisipasi prediksi yang dikeluarkan BMKG tersebut. “Tentunya saya tidak bisa bekerja sendiri. Saya mengajak warga Jakarta untuk ikut bersama-sama mengantisipasi banjir dengan tindakan preventif. Ini merupakan kewajiban seluruh warga Jakarta,” kata Fauzi Bowo.

Salah satu tindakan preventif yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta di massa kepemimpinan Fauzi Bowo ialah melakukan pengerukan sungai dan normalisasi saluran di seluruh wilayah DKI Jakarta secara sitematis dan terencana. Hasilnya, saat ini terdapat 72 segmen yang kondisinya kritis dan telah berhasil dikeruk. Bahkan, di tahun ini, Pemprov DKI Jakarta meneruskan program pengerukan terhadap enam segmen sungai di lima wilayah di ibu kota. Ini merupakan program unggulan dengan anggaran yang disediakan sekitar Rp 20 miliar yang diambil dari APBD DKI Tahun Anggaran 2010. Ditargetkan pengerukan enam sungai itu dapat rampung akhir tahun nanti.

Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, di tahun 2008 lalu, telah berhasil dikeruk enam segmen sungai yang kondisinya sudah kritis. Kemudian dilanjutkan pada tahun 2009 dengan pengerukan 66 segmen sungai. Selanjutnya tahun ini, PU DKI meneruskan dengan pengerukan enam segmen sungai di lima wilayah DKI Jakarta. Jika program pengerukan itu selesai, berarti sudah 78 segmen sungai di lima wilayah DKI Jakarta yang rampung dikeruk. Diharapkan program ini membawa dampak positif, setidaknya mampu menampung debit aliran air hujan dan mengurangi dampak banjir di ibu kota.

Keenam segmen sungai yang saat ini tengah dikeruk yaitu Kali Grogol, pengerukan dilakukan dari Jalan Palmerah hingga Jalan Kyai Tapa. Kemudian Kali Ciliwung, pengerukan dilakukan dari Jalan Manggarai hingga Jalan Matraman. Lalu Kali Penghubung Rawa Kerbau, pengerukan dilakukan dari Jalan Cempaka Putih hingga Jalan Letjen Suprapto, Kali Penghubung Kesehatan, pengerukan dimulai dari Jalan Cideng Timur hingga ke Jalan Tanahabang. Selanjutnya, Saluran Serdang, pengerukan dilakukan mulai Jalan Sunter Jaya hingga Lapangan III dan Kali Krukut Bawah.

Sedangkan program pengerukan 13 kali yang mendapatkan pinjaman Bank Dunia, sampai saat ini belum dapat dilaksanakan karena masih dalam proses penentuan pinjaman dengan pemerintah pusat. Padahal, program ini juga termasuk program yang sangat penting dalam penanggulangan bencana banjir di DKI Jakarta.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo, mengatakan, program unggulan lainnya yang juga harus rampung pada tahun ini ialah, program percepatan penurunan aliran genangan air di kawasan Jalan Sudirman-Jalan MH Thamrin. Untuk melaksanakan program ini, ada tiga proyek pembangunan sarana dan prasarana yang akan dilakukan. Yakni, membuat terowongan air di bawah Jalan MH Thamrin, pembangunan pump gate (pompa pendorong air), dan long storage di Cideng, Tarakan yang lelangnya telah rampung pada Agustus kemarin.

Anggaran yang dialokasikan untuk proyek tersebut sekitar Rp 85 miliar, terdiri dari pump gate sebesar Rp 20 miliar, terowongan air Jalan MH Thamrin sebesar Rp 40 miliar dan long storage Cideng-Tarakan sebesar Rp 25 miliar. Diharapkan, pembangunan terowongan air, pump gate, dan long storage dapat rampung akhir tahun nanti.

Tidak hanya itu, lanjut Ery, Dinas PU juga telah menyiapkan personel, sarana, prasarana, bahan dan peralatan pengendali banjir. “Kami selalu siap untuk menanggulangi banjir. Kami optimis banjir berkurang di Jakarta pada tahun ini,” kata Ery.

Saat ini, dijelaskan Ery, petugas pengendali banjir di tingkat provinsi terdapat sebanyak 13 orang, di masing-masing wilayah kota sebanyak 17 orang, operator pompa/pintu air sebanyak 276 orang, satuan petugas (satgas) banjir tingkat provinsi sebanyak 25 orang dan di wilayah kota sebanyak 284 orang. Pemprov DKI juga telah menyiapkan 323 lokasi tempat pengungsian bagi korban banjir, sarana kesehatan sebanyak 324 puskesmas dan 134 unit ambulans gawat darurat.

Sedangkan sarana dan prasarana yang siap digunakan dalam penanggulangan banjir, saat ini Pemprov DKI memiliki 179 unit pompa stasioner yang dapat menyedot total air sebanyak 290 meter kubik per detik. Kemudian 83 pompa mobile yang dapat menyedot total air sebanyak 20 meter kubik per detik, 54 waduk pengendali banjir dengan total luas 196 hektar, 93 pintu air pengendali banjir di 34 lokasi dan 26 situ retensi dengan total luas 122 hektar.

Selain itu, DKI juga mempunyai saluran makro dan sub makro sepanjang 465 kilometer dan saluran penghubung mikro sepanjang 15.370 kilometer. Lalu, disiagakan pula sebanyak 51 posko piket banjir, 16 lokasi penakar curah hujan dan tujuh titik pantau ketinggian air di hulu.
BERITAJAKARTA.COM — 20-09-2010 14:59

Kamis, 16 September 2010

Jl. RE Martadinata Amblas Pak Ogah Manfaatkan Keuntungan

Koleksi foto RAPI Tanjung Priuk

Tanjung Priok- Amblasnya Jalan RE Martadinata,Ancol sepanjang 103 meter selain mengganggu aktivitas pengguna jalan yang melintas karena ditutup untuk umum, pihak kepolisianpun melakukan pengalihan arus. Namun hal ini dimanfaatkan pak ogah untuk mengeruk keuntungan dengan membuka jalan pintas buat pengguna sepeda motor melintas jalan setapak yang berada persis di jalan yang amblas itu.
"Masa sih mau potong jalan lewat pinggir jalan ini harus membayar, semua pengendara diwajibkan bayar seribu rupiah" kata Hikmat 30, warga Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hal senada disampaikan, Sofyan warga Tanjung Priok. Ia memilih lewat jalan pintas dekat gedung pompa air Sunter Utara,ketimbang harus memutar lewat pengadilan . Ia sangat menyayangkan kalau melintas jalan tersebut harus mengeluar kocek seribu rupiah. Pengguna jalan meminta agar petugas keamanan segera menertibkan pungutanliar tersebut
Hasil pantauan, pak ogah ini meminta langsung ke sejumlah pengendara motor dengan membawa kotak terbuat dari kardus langsung disodorkan ke pengendara."Lumayan lah mas! karena mengais rejeki seperti ini jarang-jarang ditemukan" ujar Tato salah seorang pak ogah. (Bian)
Jakarta-Utara.Com 2010/9/16 16:02:22

Rabu, 15 September 2010

Banjir di Jaksel, Seorang Tewas


Hujan deras yang mengguyur ibu kota sejak Rabu (15/9) siang hingga sore hari mengakibatkan 12 kelurahan di lima kecamatan di Jakarta Selatan terendam banjir dengan ketinggian antara 20 hingga 200 sentimeter. Alhasil, sebagian warga pun memilih mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman, sementara yang lain memilih tetap bertahan di rumahnya masing-masing sambil menunggu genangan surut. Bahkan, salah satu satu warga di Cilandak diketahui tewas setelah sempat tersetrum aliran listrik saat banjir terjadi.

Data Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi (Satkorlak PBP) DKI Jakarta menyebutkan, genangan air terjadi di Kelurahan Jatipadang, Kecamatan Pasar Minggu. Genangan air terjadi di RW 02, RT 05, 09, 10, 12, 13, dan 14 dengan ketinggian air antara 100-150 sentimeter. Sebanyak 140 jiwa mengungsi di kantor Kelurahan Jatipadang. Banjir terjadi akibat luapan Kali Krukut yang tak mampu lagi menampun debit hujan deras yang terjadi.

Masih di Kelurahan Jatipadang, genangan air setinggi 50 cm juga terjadi di RW 05 meliputi RT 05, 09 dan 11. Lalu di RW 06 meliputi RT 03, 04, 06, 07, 13, dan 15 dengan ketinggian air 100-200 sentimeter. Selain banjir, di kawasan ini juga terjadi tanah longsor yang disebabkan hujan deras. Kemudian genangan air di RW 09 meliputi RT 06 dan 09.

Genangan juga melanda Kelurahan Cipeteselatan, Kecamatan Cilandak, tepatnya di RT 01/01 dengan ketinggian air 10 sentimeter. Bahkan, di kawasan itu ditemukan satu orang tewas akibat korsleting listrik yang terjadi di Jalan Kemang 12, pada Selasa (14/9) malam. Lokasi kejadian sebetulnya hanya tergenang air setinggi 10 sentimeter namun diduga telah terjadi korsleting arus pendek listrik di sekitar korban yang tengah berjalan di daerah tersebut.

"Kejadiannya sekitar pukul 21.00. Tidak ada kabel listrik yang putus di situ. Korbannya bukan penduduk situ, penduduk juga tidak kenal siapa dia. Katanya orang Cilacap, sekarang sedang ditangani Polsek Cilandak," ujar Nahrawi, staf pemerintahan Kelurahan Cipeteselatan, Rabu (15/9).

Sementara kelurahan lainnya di Kecamatan Cilandak yang terkena banjir yakni, Kelurahan Cilandak Barat meliputi RT 15/06 dengan ketinggian air 100 sentimeter dan Kelurahan Gandariaselatan di RT 07/07 dengan ketinggian air mencapai 35 sentimeter. Kemudian genangan air setinggi 40-70 sentimeter juga terjadi di RW 01 hingga RW 03 di Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoranbaru.

Selain itu, di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, di RT 09/07, RW 01 meliputi RT 02 hingga RT 08 dengan ketinggian air setinggi 20 sentimeter. Warga di kawasan ini ada yang mengungsi di Gedung Sasana Krida serta ada pula sebagian yang tetap memilih bertahan di rumahnya masing-masing. Begitu juga dengan Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggarahan di mana genangan terjadi di RW 04, meliputi RT 01 dan RT 05 dengan genangan air setinggi 50-150 sentimeter.

Sementara itu, tanggul jebol di Kecamatan Pesanggarahan, mengakibatkan ratusan rumah di daerah tersebut terendam air hingga setinggi 150 sentimeter. Sebagian penduduk mengungsi di Masjid Al-Humairah dan SDN 05 Kompleks IKPN.

Selain itu, akibat luapan Kali Krukut, lima kelurahan di Kecamatan Mampang, mengalami banjir setinggi 20 hingga 135 sentimeter. Kelima kelurahan itu yakni, Kelurahan Bangka, Kelurahan Mampangprapatan, Kelurahan Pelamampang, Kelurahan Tegalparang, dan Kelurahan Kunginganbarat. Warga mengungsi ke masjid AL-Falah dan Masjid Nisbahul Falah.

Terhadap korban banjir tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta telah mengirimkan bantuan berupa beras sebanyak 300 kilogram, 10 dus mie, 10 dus sarden, 20 lembar selimut, 10 lembar tikar, 5 paket alas kaki. “Kami akan pantau terus untuk memberikan bantuan kepada korban banjir di 12 kelurahan tersebut. Begitu juga dengan posko-posko dapur umum dan kesehatan sudah siap disana,” kata Paimin Napitupulu, Kepala Dinas Damkar dan PB DKI Jakarta. BERITAJAKARTA.COM — 15-09-2010 18:03 Reporter: lenny

Sabtu, 04 September 2010

Sudin Kesehatan Buka 8 Posko


Sudin Kesehatan Buka 8 Posko

Delapan posko kesehatan dibuka Sudin Kesehatan pemkot Jakarta Utara menjelang lebaran disejumlah terminal dan lokasi penampungan arus mudik dan bali lebaran. Hal ini diungkapkan Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Utara, Kurnianto Amin, Selasa (31/8).

Kedelapan lokasi itu kata Kurniato antara lain Pelabuhan Tanjung Priok, Terminal Bantuan Tanah Merdeka, Terminal bantuan Tanah Merah, Muara Angke, Islamic Center dan Ancol. "Didepan posko itu kami siapkan muali dari tim medis dan angkutan gawat darurat (AGD)," ungkap Kurnianto. Posko itu kata Kasudin akan dibuka mulai H-7 hingga H+ 8 selama 24 Jam non-stop. Setiap posko akan di jaga petugas medis antara 4 hingga 5 petugas kesehatan mulai dari puskesmas, PMI dan layanan 118.
"Masyarakat yang akan mudik dipersilakan untuk mengecek kesehatan terlebih dulu di posko yang kami siapkan. Dengan cara seperti ini diharapkan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam perjalanan mudik nanti," ungkap Kasudin.

Dalam layanan ini, katanya Kasudin, pihaknya juga menyediakan obat-obatan. Untuk itu diharapkan bagi masyarakat yang akan mengecek kesehatan tidak usah kuatir dipungut biaya. (M2/juc) Jakarta-Utara.Com 2010/9/4 21:14:03

Kamis, 02 September 2010

8.000 Personel Amankan Jakarta 24 Jam


8.000 Personel Amankan Jakarta 24 Jam

Untuk memastikan kesiapan pelaksanaan pengamanan Idul Fitri 1431 Hijriah selama 14 hari sejak H-7 hingga H+7 Lebaran, Kepolisian Daerah Metro Jaya bersama instansi terkait menggelar apel pasukan Operasi Ketupat Jaya 2010 yang berlangsung di Lapangan Direktorat Lalu Lintas, Polda Metro Jaya, Kamis (2/9). Pada kesempatan itu, ditekankan pengamanan di wilayah ibu kota selama Lebaran akan dilakukan selama 24 jam penuh.

Sebanyak 8.000 personil dikerahkan dalam Operasi Ketupat Jaya 2010. Selain personil kepolisian, dikerahkan juga petugas gabungan yang berasal dari unsur Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta, Satpol PP DKI Jakarta serta aparat TNI yang berjumlah sekitar 120 personel. “Anggota TNI akan diperbantukan apabila dalam kondisi yang benar-benar diperlukan," ujar Komjen Nanan Soekarna, Irwasum Mabes Polri, usai menjadi inspektur upacara pada pelaksanaan apel tersebut.

Masyarakat diminta untuk selalu waspada dan melaporkan setiap kejadian mencurigakan maupun jika menjadi korban kejahatan kepada pihak kepolisian. Karena menjelang Lebaran biasanya kasus kejahatan miningkat. Mulai dari dari perampokan, pembiusan, hingga pencurian yang mengincar rumah kosong. "Pembiusan biasanya hanya terjadi di terminal ataupun stasiun, tapi kini sudah mulai terjadi di bandara juga," kata Nanan.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Timur Pradopo, berjanji akan menjamin suasana aman dan nyaman saat pelaksanaan mudik. Pengamanan akan dilakukan secara utuh, baik untuk jalur mudik maupun terhadap rumah kosong yang ditinggal mudik oleh penghuninya.

Timur berharap, adanya peran serta aktif dari masyarakat, baik organisasi maupun komunitas. Sehingga suasana aman saat Lebaran dapat tercipta di Jakarta. "Peran serta masyarakat juga diperlukan dalam pengamanan Jakarta," ucap Timur.

Pihaknya, kata Timur Pradopo, bakal melakukan pengamanan ketat di beberapa lokasi yang menjadi konsentrasi massa sepeti terminal, stasiun, dan tempat wisata. Pengamanan akan dilakukan selama 24 jam di Terminal Lebakbulus, Terminal Pulogadung, Stasiun Gambir, Stasiun Senen, Bandara Soekarno Hatta, dan Pelabuhan Tanjungpriuk. Untuk tempat wisata seperti, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ancol, dan Taman Margasatwa Ragunan (TMR).

"Biasannya konsentrasi massa banyak ditemukan di tempat-tempat tersebut. Untuk itu pengamanan akan dilakukan selama 24 jam di lokasi-lokasi tersebut," ungkapnya. Ia menambahkan, dari 8.000 personil yang dikerahkan untuk pengamanan Lebaran, pihaknya juga akan mendapatkan back-up pasukan dari Mabes Polri sebanyak 21 ribu personel.

Apel pasukan Operasi Ketupat Jaya 2010 juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang hadir untuk melihat persiapan pengamanan wilayahnya.
BERITAJAKARTA.COM — 02-09-2010 13:45