TERIMAKASIH ANDA TELAH MENGUNJUNGI KAMI
RAPI KECAMATAN KOJA JAKARTA UTARA

Sabtu, 26 November 2011

Wah, Tempe Jadi Primadona di Jepang

Ilustrasi. Tempe

MADIUN - Tempe ternyata mampu menggaet seorang bos asal Jepang untuk terjun langsung dalam proses pembuatan tempe industri rumahan di Madiun.

Dia adalah Presiden dari sebuah perusahaan yang bernama Tempest Food asal Yokohama, Jepang. Ken Yukai belajar bagaimana pembuatan tempe dari industri rumahan di Desa Glonggong, kecamatan dolopo Madiun Jawa Timur.

"Tempe menjadi makanan favorit di Jepang karena menyehatkan. Sehingga nilai ekonomisnya lebih mahal tiga kali lipat dibandingkan dengan daging," katanya saat ditemui di Madiun Jawa Timur, Sabtu (26/11/2011).

Menurut dia, sengaja dipilihlah tempat belajar bagaimana membuat tempe di industri rumahan seperti di Madiun, sebab tempe yang berasal dari industri rumahan dinilai masih asli dan tanpa banyak pengawet.

Ditambahkannya pula, satu alasan lagi yang membuat Ken tertarik untuk belajar banyak tentang tempe adalah karena makanan asli Indonesia ini sangat menyehatkan.

"Kandungan protein yang dihasilkan dari proses fermentasi kedelai menjadi tempe dapat mencegah timbulnya beragam penyakit di saluran pencernaan," imbuhnya.

Sehingga menurut dia, perbandingan jika mengkonsumsi tempe dan daging, tempe jauh lebih aman. Daging menurutnya dapat memicu penyakit degenerativ seperti jantung dan kanker.

Alasan kesehatan itu pula yang membuat tempe kini populer. selain Jepang, ternyata tempe juga jadi primadona di sejumlah negara maju seperti Amerika serikat (AS) dan Eropa. Karena kepopulerannya itu, harga tempe melambung tinggi mencapai Rp30 ribu per 100 gram, sementara daging hanya Rp10 ribu per 100 gram.

Selain belajar tempe dari Madiun, Ken juga belajar mengenai tempe di Jember, Malang, Yogyakarta dan Bandung. dari ke lima kota tersebut ken merasakan perbedaan rasa serta aroma tempe khas Indonesia yang nantinya akan dikembangkan di negera asalnya. (Arif Wahyu Efendi/Sindo TV/rhs) Sabtu, 26 November 2011 11:00 wib

Sabtu, 12 November 2011

Ratusan Rumah di Medan Terendam Banjir

 Banjir di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun

MEDAN - Ratusan rumah di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Sumatera Utara, terendam banjir. Banjir yang mencapai paha orang dewasa ini, terjadi sejak pagi tadi.

Ricky seorang warga yang rumahnya kebanjiran menuturkan, selain curah hujan tinggi, banjir juga karena kiriman dari hulu Sungai Deli yang meluap.

Ricky menyesalkan, banjir yang sering melanda kawasan tersebut, tidak mendapat perhatian dari pemerintah. "Pusinglah kalau sudah banjir. Kerjaanpun terkendala malah nambah kerjaan harus nguras air dan membersihkan rumah kalau airnya sudah surut," tutur Ricky seorang warga kepada okezone, Sabtu (12/11/2011).

“Tidak ada perhatian dari pemerintah, mereka baru mau turun bila itu banjir besar. Yang gini-gini mana diperhatikan. Buktinya udah sering banjir, tapi jalan keluarnya enggak ada. Banjir lagi, banjir lagi," keluh Ricky.

Air di kawasan yang bersebelahan dengan Sungai Deli itu mulai naik sekira pukul 05.00 WIB, pagi tadi. Masyarakat memperkirakan, banjir akan surut sekitar pukul 11.00 WIB, siang nanti.

Sementara banjir langganan ini dimanfaatkan anak-anak untuk bermain. Padahal mereka seharusnya sekolah.

Risna Nur Rahayu – Okezone Sabtu, 12 November 2011 (amr)